Mengungkap Sejarah: Review Film Oppenheimer (2023) dan Wawasan Sejarahnya

 Film Oppenheimer adalah sebuah karya yang memikat yang menceritakan kisah hidup ilmuwan Amerika, J. Robert Oppenheimer, dengan detail yang mendalam. Disutradarai oleh Christopher Nolan dan diperankan oleh Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, dan Robert Downey Jr., film ini memberikan gambaran yang menarik tentang peran Oppenheimer dalam pengembangan bom atom pada tahun 1945. Dalam proses pembuatannya, film ini diadaptasi dari buku yang sangat terkenal, yaitu American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin, yang meraih Pulitzer Prize atas karya mereka.


Film ini dirilis di bioskop pada tanggal 21 Juli 2023, setelah menampilkan trailer yang penuh intensitas dan dramatisasi di berbagai media online. Film Oppenheimer diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan akurat tentang sosok Oppenheimer, yang dikenal sebagai "bapak bom atom" sekaligus "pengkhianat" karena sikapnya yang anti-perang nuklir setelah Perang Dunia II.


Untuk memahami perjalanan hidup Oppenheimer, penting untuk melihat latar belakangnya sebagai seorang fisikawan teoretis dan direktur ilmiah dalam Proyek Manhattan, sebuah proyek rahasia yang bertujuan mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia. Oppenheimer bertanggung jawab atas desain dan pengujian bom atom yang kemudian digunakan untuk mengebom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945, mengakibatkan kematian ratusan ribu orang dan mengakhiri Perang Dunia II.


Namun, Setelah bom atom digunakan dalam serangan di Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer mulai merasa dilematis. Ia menyaksikan dampak mengerikan yang dihasilkan oleh senjata tersebut, termasuk kerusakan massal dan penderitaan tak terbayangkan. Oppenheimer mengalami penyesalan mendalam dan pertanyaan moral tentang penggunaan senjata nuklir.


Pada tahun 1947, Oppenheimer ditunjuk sebagai ketua Komisi Energi Atom Amerika Serikat (Atomic Energy Commission) yang bertanggung jawab mengawasi dan mengatur pengembangan senjata nuklir. Namun, posisinya sebagai pejabat pemerintah terus dikelilingi oleh kontroversi. Pada tahun 1953, Presiden Amerika Serikat Dwight D. Eisenhower menggantikan Oppenheimer dari jabatan tersebut setelah timbulnya tuduhan bahwa Oppenheimer memiliki hubungan dengan komunis.


Selama proses persidangan keamanan yang kontroversial pada tahun 1954, Oppenheimer dituduh sebagai simpatisan komunis dan diinterogasi oleh Komisi Tenaga Atom Amerika Serikat. Dalam persidangan tersebut, Oppenheimer mengakui bahwa ia pernah berhubungan dengan individu-individu yang memiliki afiliasi komunis selama tahun 1930-an. Meskipun tuduhan langsung tidak dapat dibuktikan, Oppenheimer kehilangan izin keamanannya dan reputasinya tercoreng.


Salah satu kutipan terkenal dari Oppenheimer adalah ketika ia mengutip Bhagavad Gita, teks kuno Hindu, saat menyaksikan uji coba bom Trinity. Kutipan tersebut menjadi sangat terkenal dan sering dikutip dalam konteks kekuatan dan dampak yang mengerikan dari senjata nuklir.

 

"Now I am become Death, the destroyer of worlds."

 

mencerminkan perasaan Oppenheimer atas konsekuensi moral dan etis dari penemuan bom atom.




Selain itu, terdapat juga kutipan lain yang menunjukkan pemikiran dan refleksi Oppenheimer terkait senjata nuklir. Dalam sebuah wawancara dengan wartawan, ia pernah mengatakan, 

"When we first started to work on the atomic bomb, as scientists, we never contemplated whether we should do it. We only asked ourselves if it could be done and how to do it." 

Kutipan ini mencerminkan perasaan penyesalan dan kesedihan Oppenheimer atas bagaimana kekuatan ilmiah dapat disalahgunakan untuk tujuan yang merusak.


Kutipan-kutipan tersebut memberikan gambaran tentang kompleksitas dan konflik batin yang dialami oleh Oppenheimer. Ia adalah seorang ilmuwan yang brilian, namun juga terbebani oleh tanggung jawab moral dan dampak sosial dari penemuan ilmiah yang revolusioner seperti bom atom.


Film Oppenheimer diharapkan dapat menggambarkan kompleksitas dan kontradiksi dalam karakter Oppenheimer sebagai seorang jenius, idealis, patriot, pengkhianat, pahlawan, dan penjahat dalam sejarah dunia. Dalam kisah yang diceritakan, film ini juga diharapkan dapat mengeksplorasi tema-tema seperti etika ilmiah, tanggung jawab moral, politik dingin perang, dan dampak sosial dari teknologi nuklir. Dengan demikian, film ini menjadi sebuah karya yang menginspirasi dan memprovokasi pemirsa untuk merenungkan akibat dari penemuan ilmiah yang dapat menghancurkan atau menyelamatkan dunia


.

Komentar